
*Scroll down for recipes and the Indonesian translation // Scroll ke bawah untuk resep eggnog dan translasi dalam bahasa Indonesia*
A few years ago, the handsome-and-talented husband and I started the new ritual of having get-togethers with friends over the winter/Christmas holidays. A simple and cozy affair, as the year winds down to a close. Gather some friends, prepare some food, often finger foods, often comfort food, always homemade, get some nice bottles of wine, some schnapps, even bubbly, a good Spotify playlist, and we’re good to go. Christmas tree optional.
In the last couple of years, this has grown into somewhat of a “proper” Christmas party. This is likely due to a few factors: that we usually take our annual holidays in January to avoid the harsh Berlin winter, so the party becomes a somewhat send-off party slash “eat everything in Y&R’s fridge party”… That we love to have friends over and cook for them… That we’re grown up enough to go beyond serving chips and dips when our friends come round… But the biggest factor is probably that we always wanted to re-create the feeling we got when we attended our friend A’s annual Christmas party in Amsterdam.
When we lived and worked in the Netherlands, one of the creative directors had bought a lovely flat in one of those canal-side tall-and-thin Dutch houses, smack in the middle of Amsterdam’s red light district. Every December, she threw a Christmas party in her amazing home. The invites were a letterpressed note attached to a sachet of spices and raisins for mulled wine. There were finger foods, plenty of wine and cocktails, and lots of her friends and friends of friends, most of whom we’d see only once a year at A’s party.
The first time we attended her party, we were walking on the wrong side of the canal as we tried to find her home. Amsterdam’s built in concentric circles of canals around the central station, and each canal has an odd-number side and an even-number side. I remember looking across the dark canal and seeing this beautiful home, all lit up, with happy people inside clearly having a good time in the glow of the lights, and being cold from walking, I wished we’d find A’s house soon. So imagine my delight as we crossed the canal, got closer and closer and realised THAT was the party we were invited to!
Anyway, fast-forward several years later, and Y&R have grown up and now we are doing our own Christmas party. Hooray for new rituals!
The handsome-and-talented husband started making his own eggnog because we both love it. Eggnog was a Christmas thing for him; it was always served as an aperitif at Christmas dinners at Tante Trudy’s in Amsterdam. As for me, well, I just like boozy, creamy drinks. Without further ado, here’s the recipe!
Robert’s eggnog
Ingredients for 12 servings
- 12 eggs, separate the yolks from the whites
- 2 cups sugar
- 4 cups milk, at room temperature
- 2 cups heavy cream/double cream, at room temperature
- 3 cups rum and bourbon whiskey mix (we usually do equal parts rum and bourbon, so half and half)
- grated nutmeg to serve
- optional: vanilla beans, split and used to steep in the bottle
Instructions
- In a big thick-bottomed pot, whisk together the milk and cream. Over a low heat, bring the milk to a boil, whisking occasionally. Remove milk from heat.
- In a separate bowl, using a standing mixer or a hand mixer, mix together the egg yolks and the sugar until creamy.
- While continuing mixing the egg mixture on low speed, ladle the warm milk into the eggs mixture. Keep ladling and mixing at the same time until all the milk has been incorporated into the eggs.
- Then, pour the alcohol mix into the eggnog and whisk vigorously until well blended.
- Leave to cool, then store in bottles in the fridge. It’s good for up to 3-4 days in the fridge and the liquid will thicken over time. I sometimes put a split vanilla bean in the bottle with the eggnog for an additional flavour.
- Serve cool, with grated nutmeg.
Enjoy!
Beberapa tahun lalu, si suami dan saya mulai ritual baru yaitu kumpul-kumpul dengan teman-teman pada bulan Desember, deket-deket Natal dan Tahun Baru. Simpel dan cozy, secara memang akan tutup tahun… Kumpulin beberapa teman, siapkan makanan, biasanya snack, seringkali comfort food, selalu homemade dong, siapkan beberapa botol wine, beberapa schnapps, kadang-kadang juga sampanye, playlist musik, dan lanjuuttt… Pohon Natal sih ngga harus…
Dua tahun terakhir ini, acara kumpul-kumpul ini berubah menjadi pesta Natal yang lebih resmi. Ada beberapa faktor yang mendorong ini: bahwa kita biasanya liburan ke Indonesia pada bulan January biar ngga kena si Berlin winter yang terkenal brutal itu, hingga acara ini juga menjadi semacam pesta perpisahan sebelum kita berangkat, dan untuk ngosongin kulkas dan pantry kita! Kita juga suka ngundang teman-teman ke rumah dan masak untuk mereka. Kita beneran masak kok, ngga nyuguhin masakan yang udah readymade. Tapi mungkin faktor terbesar adalah kita mencoba membuat suasana yang sama pada saat kita ke pesta Natal tahunan teman kita, A di Amsterdam.
Jadi, ketika kami tinggal di Belanda, salah satu creative directors membeli satu unit flat di salah satu rumah khas Belanda yang sempit dan tinggi di tepi kanal, pas di pusat kota, daerah redlight pula. Tiap December, ia mengadakan pesta Natal di rumahnya yang bagus itu. Undangannya berupa secarik note yang dibuat dengan letterpress, digantung pada sekantung bumbu dan kismis untuk mulled wine. Di pestanya ada makanan kecil, bermacam wine dan cocktails, dan banyak teman-teman A, yang biasanya kita cuma ketemu setahun sekali, ya pada pestanya si A itu.
Pertama kali kita ke pestanya A, kita nyasar di jalan. Amsterdam itu kan banyak kanal-kanalnya, dan di tiap kanal, ada sisi nomer rumah ganjil dan sisi genapnya. Karena kita jalan di sisi yang salah, kita harus muter balik lewat jembatan yang cuma ada tiap beberapa ratus meter. Saya ingat pada saat saya memandang rumah di seberang kanal, yang lampunya terang menerangi kegelapan kanal yang gelap, dan ruang tamunya berisi orang-orang yang tampak bahagia, dan karena saya kedinginan dari berjalan kaki, saya berharap kami akan segera menemukan rumah A. Bayangkan betapa senangnya saya ketika menyadari bahwa pesta tujuan kami adalah pesta meriah yang kita lihat tadi. Yay!
Jadi, beberapa tahun kemudian, kita udah gede nih ceritanya, dan sekarang kita bikin pesta Natal sendiri.
Si suami mulai membuat eggnog sendiri karena kita berdua emang sangat menyukai eggnog. Eggnog adalah sesuatu yang khas Natal untuknya; eggnog selalu disuguhkan pada santapan makan malam hari Natal sebagai aperitif di rumah Tante Trudy di Amsterdam. Kalau saya, well, saya doyan minuman yang creamy dan boozy, itu saja, ngga ada alasan lain. Jadi, scroll deh ke bawah, untuk baca resepnya : )
Eggnog ala Robert
Bahan untuk 12 porsi
- 12 telur, pisahkan kuning telur, kita akan menggunakan kuning telur
- 2 cups gula pasir
- 4 cups susu segar
- 2 cups krim susu
- 3 cups campuran rum and bourbon whiskey (biasanya kita setengah rum dan setengah bourbon)
- parutan pala untuk menyaji
- optional: biji vanilla, dipotong memanjang dan digunakan untuk di botol
Instruksi
- Dalam sebuah panci besar, aduk bersama si susu dan si krim dengan menggunakan whisk/alat kocok. Lalu panaskan hingga mendidih, sambil mengaduk dengan whisk. Matikan api.
- Dalam sebuah mangkuk besar, dengan menggunakan hand mixer atau standing mixer, aduk si kuning telur dan si gula hingga creamy.
- Sambil terus mengaduk, tuangkan dengan sendok sup si susu ke dalam si adonan telur. Terus menuang hingga si susu semua masuk ke adonan telur. Pastikan ngga ada clumps telur.
- Lalu, tuangkan si alkohol ke dalam eggnog dan kocok hingga tercampur rata.
- Biarkan mendingin, lalu masukan ke dalam botol steril. Simpan di dalam kulkas. Biasanya kalau disimpan di kulkas, bisa 3-4 hari awet. Liquidnya akan mengental semakin lama disimpan. Saya suka memasukan sepotong biji vanilla ke dalam botol untuk nambah rasa.
- Sajikan dingin, dengan taburan parutan biji pala.
Selamat menikmati!
Properly boozy and rich. This one’s a keeper! Also, I love the photos —moody yet cheerful.